Minggu, 10 Juli 2016

MELEPAS MEMULAI

Tiada hal yang lebih utama dari memulai hari selain bow my knee and start talking to our Father.

Pagi menjelang siang, serasa aku harus berbicara kembali. Untuk bertanya ke ribuan kali nya kepadaNya. Aku-harus-apa?

Aku mulai angkat bicara, boleh engga Bapa, aku mencoba untuk melepaskan semuanya? Aku sudah bertumbuh dan berproses dengan semua skenario ini. Banyak, buanyaaaaakk hal yang aku gagalkan. Tapi disitu aku semakin mengerti, bagaimana pertumbuh dan proeses itu terjadi.

Bolehkah aku mencoba untuk akhirnya melangkah maju kembali? Ada 1 hal yang masih aku ingin tanyakan. How? Bagaimana? Melangkah maju satu langkah pun aku salah.

Ada hal ketika aku mencoba untuk akhirnya melepaskan ini, bukan! Bukan! Bukan karna ada yang lain, tidak. Justru karna aku tahu, kalau dia masih punya jalan yang lain, daripada jalan ini. Dunianya masih sangat luas untuk mencari yang bisa membahagaiakan dia, dan "keluarganya" karna ini bukan hanya soal kita, tapi kita dan keluarga kita, kita dan Tuhan yang kita percayai.

Aku percaya suatu hal terjadi memang semata mata HANYA karna Tuhan bilang YA. Jika Tidak, hubungan yang awalnya tidak berlandaskan apapun, bukan harta, bukan pamor, bukan paras, bukan apa apa hanya soal hati ini, tak mungkin Tuhan mengatakan YA jika Tuhan tidak mengijinkan.

Namun, sudah saat nya, ini tidak bisa di jadikan sebuah hal yang "dijalankan saja" karna kita perlu bertanya kembali kepada Bapa kita. Bolehkan?

Sekarang yang hanya ingin aku tanyakan, bolehkan Bapa, aku melepaskan semua ini? Ini yang terbaik buat kita masing masing, karna aku juga sangat tahu, di luar sana seluas media sosial ini, ia telah mencoba untuk moving on. Namun, bukankah sangat berat jika aku, masih menjadi bayang bayang social medianya? Itu hal terluas-termudah-tercepat untuk bertemu hati walaupun raga nya jauh.
Lewat senyuman, lewat tatapan mata di depan kamera, seperti bertemu lagi dan lagi, ini tidak akan mudah melihat hubungan yang kita jalani selesai bukan karna suatu amarah dan dendam, ini soal pondasi.

Aku melihat banyak sekali pengalaman keluarga yang seperti ini, ya mereka kuat, namun aku tidak tega bila itu terjadi pada dirinya, memang ini bukan soal orang lain tapi soal pribadi kedua pasangan, yash aku mengerti, hidup ini banyak sekali kesulitan, aku tidak ingin menambah kesulitan pada dirinya menyangkut akhirat. Memang terlalu jauh untuk memikirkan akhirat, namun apakah kalian sendiri tahu kapan tepat nya akhirat itu menjemput? Tidak kan? Karena itu perlu untuk mengingatnya sedari sekarang. Dan aku sangat amat sekali banget memohon untuk Tuhan supaya apa yang sedang ia lakukan sekarang, siapapun yang sedang dekat dengan dia, siapapun yang sedang berbincang lewat media social nya, 1 orang itu akan menjadi yang terbaik untuk dirinya.

Ijinkan aku untuk meleburkan semua yang dapat menjembataniku untuk menggapai dirinya. Karna kita sudah pernah melaluinya dahulu, saat ketika aku menghilangkan semuanya, kebingungan dan amarah pun timbul karna ketidak terimaan dan yang dia anggap bahwa ketidak adanya kedewasaan dariku.
Namun, terakhir yang kita hadapi perpisahan lagi, ketika semua akses itu masih dapat dia gapai, dia menganggap aku masih begitu baik terhadap dirinya dan berulang ingin menumbuhkan benih cinta ini kembali.
Buntu.

Aku melepaskan, lebih baik aku dianggap jahat dan tak berperasaan sudah menghilangkan semua akses itu. Tak apa. Daripada ini terus jalan ditempat. Dia tidak bisa menjamin apapun, dan akupun juga sudah kehilangan keyakinan untuk menjamin semuanya. 
sekali lagi bukan karna aku mempunyai orang lain. Tapi karna aku tahu, kamu ingin bahagia, yang benar benar bahagia.

Mari kita melepaskan, mari kita memulai.

Sincerely,
Laurentia Tricilya Cascarine

Related Articles

What Is On Your Mind? by Laurentia Tricilya Cascarine. Diberdayakan oleh Blogger.