SO CLOSE, STILL SO FAR
sebuah malam lain, malam yang seharus nya menjadi malam yang biasa saja.
tapi, malam ini seakan sesuatu membuat ku begitu terjaga, aku harus ungkapkan, keluarkan.
pagi, bangun mendengarkan gonggongan chiko, sarapan, mandi, kerjakan translate ++++ pekerjaan rumah, malam nya main keluar. berputar seperti itu aja.
namun malam ini seketika mengembalikan segala memori aku di jaman beberapa saat yang lalu, beberapa bulan, atau entah 1 tahun yang lalu.
dikala untuk pertama kalinya aku menuju ke sebuah kelompok kecil, kelompok besar, kelompok yang seperti tidak bisa di deskripsikan, mereka penuh canda dengan cara mereka, dengan penuh canggung, aku pertama bertemu dengan seorang wanita yang sepertinya akan menjadi sahabat ku, selama nya, semasa hidupnya engga akan sempat ada yang namanya "LDR"sebagai sahabat.
ya, dan itu terjadi, dia pergi sebelum kami sempat melanjutkan kehidupan kami ke jenjang berikutnya, aku menjadi sahabat nya, untuk pertama dan terakhir, tanpa pernah sempet merasakan Lost Contact, ganti tahun yang kekiniannya dianggap "sudah menemukan teman baru melupakan teman lama" itu tidak sempat kami berdua rasakan, memang kami tidak sedekat itu, namun kami tidak sejauh itu.
selepas dari bayangan tentang teman wanita baru itu, memudar. beralih sosok lain
aku melanjutkan semua memori berputar begitu saja, dikala paskah, di gedung Karya Pastoral, dan lagi, ini untuk pertama kalinya, kalau bukan karna wanita ini, aku tidak akan mengikuti acara ini karena kembali, candaan atau pun gaya kehidupan ku dengan lingkungan kelompok ini, tidak menyatu, belum.
paskah itu, ya, for the first time. 2014
sesekali kami bertatapan, dingin.
bayangan ku melantun terbang kepada sebuah acara, di Graha, aku tidak bisa mengingat dengan jelas dalam bayangan ku acara apa itu. begitu ramai, anak muda, semuanya, aku mendengar sebuah kabar baik sampai ke telingaku, namun tak sempat ku cerna, seakan diriku menolak untuk menerima kabar baik itu.
sesekali kami bertatapan, dingin.
tahun, 2015.
aku menghilang, aku beranjak, aku memulai gelut kuliah ini, tak lagi aku melihat sosok itu lagi, hilang begitu saja. bukan sosok itu yang hilang, akulah yang melangkah, berlari, meninggalkan semua ini.
akhir, penghujung tahun 2015. bayangan dalam luasnya ruang imajinasi ku sampai pada pemandangan sebuah lapangan, lapangan olahraga. sosok itu kembali terlihat. kembali bayangannya bergerak dalam bayangan bola mata ini.
sesekali kami bertatapan, dingin.
angin membawa kembali bayangan imajinasi ku sampai pada sebuah rumah dengan adanya lingkaran manusia, ku duduk sendiri, seperti tak berada dalam lingkaran itu, ya, aku masih sangat asing. dengan berdiri menggenggam sebuah microphone, luwes lidahku, ku mendengarkan sedikit adanya kabar baik masuk ketelingaku atas acara itu.
sesekali kami bertatapan, dingin.
pemandangan itu seketika kabur, sampai pada tahun 2016, ketika ku berdiri di atas panggung, menselaraskan gerakku dengan apa yang ku katakan, dengan apa yang kurasakan, yang awalnya aku ragu melakukannya, dengan banyak dorongan satu arah, 2 arah, 3 arah. ya 3 arah...
malam ini imajinasiku sampai kepada suatu ruangan dengan banyak kursi namun hanya ada 3 manusia didalamnya, seperti tidak melakukan apapun, tak lama bertambah lah menjadi 4 orang, dengan hening, menghela nafas, banyak air.
semua bayangan itu berhenti dikala aku melihat sebuah gambar.
aku tersenyum, ya, sudah 2 tahun ya.
Sincerely,
Laurentia Tricilya C
