SEPERTI MEMELUK BELUT
Mengantuk.
Itu satu hal yang sering melanda setiap orang dengan perjalanan jauh duduk di belakang jok motor dengan do-nothing.
Talk-less
Sit-quitely
Waiting-for-the-Destiny
Okay aku pun merasakannya, kadang.
Satu cara mengahalau rasa kantuk itu adalah dengan mengajak sang rider berbicang walaupun perbincangan nya receh atau pun tak bermakna, at least dengan membuat anggota tubuh beraktifiktas saja bisa setidak nya menjadi penunda lapar. Maksudku, penunda rasa kantuk.
Atau! Jikalau kamu merasa ngantuk, paling tidak berpegang lah pada sang pengemudi, memeluk, megang tas nya, atau meremas sedikit.....baju nya.
aku pernah once terjatuh dari motor kebelakang ketika di bonceng Bapakku pulang dari kampus, karena rasa kantuk, dan keadaan sedang macet so......Selamat gueeeeh! Aku jatuh, iya engga selamat deng, eh tapi selamat! Karena macet! Jadi jatuh dekat taksi yang bilamana bukan keadaan macet, mungkin aku sudah menjadi manusia penyet.
Dan mamaku mendengar kabar itu marah, karna khawatir, secara anaknya hampir bikin beliau buka warung makan manusia penyet.
Mama bilang "kamu tuh kalau di bonceng Bapak mbo ya pegangan ditu dipeluk bapak nya, di Bonceng Naufal aja meluk, masa Bapak sendiri engga!"
Itu seperti, wejangan, oke! I will hold my Padre's Hip. Okay.
Dan suatu hari, aku sedang mengantuk, dijalan, again, dan aku ingat dikala senja meliputi, mamaku memberi wejangan.
I sould hug my papa.
Oke aku coba meluk aje kaya orang di bonceng biasa.
Tiba tiba "PLAK!"
Sebuah tangan mendarat dinpunggung tangan ku saat memeluk Bapak.
"Ngapain sih pegang pengan"
JAH????!
ini begimane ceritanya. Wahahah pelukanpun aku angkat.
Ya singkat cerita begitu, so, aku engga pernah meluk Bapakku dikala aku di bonceng beliau.
Sekian.
#PelukBelut