Minggu, 08 November 2015

TO NOISE TO MAKE IT SILENT

Sampai hari ini, aku seperti di tuntun untuk segera berjalan kedepan tak lagi terus meringkup disini, aku tahu Tuhan sedang berusaha membujuk ku untuk mengemasi barangku dan melanjutkan petualangan ini.

Dan selayaknya ayah yang seperti hero. Tuhan perlahan menghapus semua kesedihanku. Dimulai dengan rasa rindu yang akut ini membuatku harus melenyapkan segala media sosial yang dapat menghubungkan aku dengan dirinya karna ku yakin aku tidak akan rela untuk melihat langkahnya tak lagi bersama ku, menumbuhkan rasa egoisku dan rasa cemburu ini, yang tak ada lagi "kita" dalam setiap langkahnya kembali. Membuatku harus menghapus semua yang dapat menambah kenangan yang terlalu indah itu. Sampai pada suatu malam aku pulang dan dikabarkan.
"Cing, data lu di laptop gua ilang semua nih, laptop gua baru di install ulang" mendengar kaka mengatakan itu, rasanya aku ingin teriak karna menyayangkan semua dataku, tapi entah kenapa saat itu aku tak bisa berkata apa apa. Seperti berfikir yang terjadi terjadilah, mau apa? Kaya gitu, aneh.

Masih ada pula suatu data yang memang tak ku pikirkan bisa menimbulkan suatu kesedihan, Tuhan lagi lagi bertindak, memory hp ku tak terbaca, dan tak bisa terbaca sama sekali. Seketika ku repair and repair karna "sayang" akan data itu, tak ada hasil, ku membuka gallery dan kosong fotoku dengan dia lenyap begitu saja, ku buka WA dan semua chat history tak dapat di input dari memory, membuat chatku dengan dia pun lenyap sudah.
Itu kejadian pertama.

Hari ini terjadi sebuah percakapan antar aku dengan dirinya yang sangat tidak baik. Aku pun sendiri tidak menyukainya.

Dimulai saat aku harus meluapkan semua yang mengganjal disini (hati) yang tak tahu lagi aku tidak mungkin menceritakan ke orang lain dan akhirnya aku langsung menembak dirinya.
Semuanya aku ungkapkan dengan blak blak an. Semua rasa amarahku semua rasa yang masih tertinggal yang sejujurnya ingin ku hapuskan namun......

Memang saat aku meluapkan semua itu, percakapan kami semakin dan semakin buruk. Seperti layaknya manusia, tak ada satupun yang mau mengalah, tapi seperti biasa hebatnya pada akhirnya dia menyelesaikan perdebatan dengan kata maaf dan membiarkan ku merenung sejenak dengan tak lagi membalas chatku. Seketika handphone ku mati mendadak, mati begitu saja, reboot.
Dan ketika sudah menyala, tahu kan memory tak terbaca, otomatis chat barusan memang tak masuk memory dan langaung hilang ketika buk WA semua kosonh, membuat ku melihat bahwa dunia memaksaku untuk tak lagi setitikpun melihat kenangan apapun lewat percakapan yang sudah berlalu.

Melanjutkan tugas, sehari ini aku bertugas full 1 hari dan baru selesai jam 9 malam. Aku mulai merasakan adanya, hilang.
Saat break jam 12 siang dan jam 6 sore untuk makan disambi bebrapa snack di jam tertentu saat itu aku merindukan semua yang biasanya ku lakukan saat senggang, mengabarinya, semua hal yang utama dia yang tahu, aku makan apa, apa yang aku kerjakan aku kirim lewat foto, apa yang ku pegang, siapa yang kutemui, apa yang aku alami.
Sesaat semua itu terpikirkan ketika aku tidak sedang melakukan aktifitas seperti pada saat istirahat.

Dan ketika pulang, dijalan aku mulai berfikir, kata kata kasar amat kasar yang sudah aku lontarkan kepadanya lewat percakapan pagi ini. Membuatku seakan merasa....ini bukan kamu ren. Kamu engga seperti itu. Kamu engga boleh serti itu

Memang rasanya lega..sangat lega pada akhirnya aku hanya ingin mengatakan kesalahan yang terjadi belakangan ini. Yang harusnya tidak terjadi, perlakuan dia yang kurang baik itu akhirnya ku tegur pula. Namun teguran dengan cara seperti itu.... aku menyesal.

Sampai ketika sampai rumah tak ada lagi yang ku pikirkan, pukul 9.58 p.m aku membuka pintu rumah dan berlari menyalakan handphone ku lalu menghuhungi dia.... tak ada lagi yang aku pikirkan. Hanya dia.
Apa hanya aku saja wanita bodoh ini yang masih saja memikirkannya. Apa dia juga merasakan hal yang sama? Atau dia sedang memikirkan seorang yang disana?

Aku hanya berharap untuk saat ini dia akan mengangkat panggilanku ini..

Related Articles

What Is On Your Mind? by Laurentia Tricilya Cascarine. Diberdayakan oleh Blogger.