Kamis, 03 November 2016

PRAY

i close my eyes and......pray.

dikatakan berdoa mungkin aku salah satu yang bisa dikatakan telat banget.

tapi aku engga akan pernah mengerti mengapa harus mendoakan sebelum aku tahu memang harus didoakan. itu yang ada padaku beberapa tahun lalu. sampai suatu ketika mengatakan bahwa kita harus tetap selalu berdoa dan berdoa akan apapun juga karna kita itu seperti lego, kita punya sang master yang gerakin aktifitas permainan hidup ini. ya, kita meminta pada sang master itu untuk menolong kita.

tetapi seperti yang kita lihat dalam suatu dunia perpabrikan (mengambil contoh ini karna saya sedang bergelut dalam dunia pabrik) ketika satu orang berteriak, apakah sang bos yang berada di ruangan atas akan mendengar? ya, bisa, ada kemungkinan..
tetapi kalau di bandingkan dengan seluruh line berteriak bersamaan, maka sang bos akan segera mengetahui bahwa panggilan itu sudah dititik urgent.

begitu pula dengan dunia ini, tak usah jauh jauh dahulu, kita lihat indonesia. kulihat semakin hari indonesia semakin berisi pribadi yang mudah sekali mengambil kesimpulan. aku yakin mereka seperti itu hanya karna kurang piknik.

mereka merasa berbuat tujuannya benar namun dengan cara yang salah.
apakah malu kalau kita di tindas? kenapa harus malu? ini dunia men bukan akhirat. belum selesai hidupmu cuma karna tindasan.

Dia tak butuh kita bela, Dia yang akan bela kita.
tapi apa kalian tak merasa kasihan bila perbuatan yang mereka lakukan sebenernya itu salah dan kita merasa bahwa mereka bisa menumbuhkan murkaNya? then? apa yang bisa kita lakukan?

exactly! mendoakan mereka mereka yang kalian tahu akan mendapat balasan dari Nya dan bisa bernegosiasi agar Nya dapat mengurungkan niat untuk menghukum mereka. aku tak bisa melakukan nya sendiri. tapi kita bisa sama sama mendoakan mereka.

mereka boleh banyak, mereka boleh besar, mereka boleh kuat, kita lemah, ya, namun diriNya Jauh lebih besar, kuat, dan tak terkalahkan.

mari siapapun yang dapat meluangkan waktu bisa ikut mendoakan mereka mereka diluar sana. aku tahu, kalian pasti merasa jijik dan tak sudi mendoakan mereka, namun mereka itu sangat membutuhkan bantuan kalian semua manteman. oke kalau kalian masih jijik, aku punya analoginya.

sebuah cerita pendek dibawah ini menggambarkan sebuah konklusi untuk kalian ingin mendoakan atau demonstrasi.

jadi pada suatu hari ada seorang anak perempuan yang memiliki warisan sepatu kaca dirumahnya. namun sang ayah mengatakan bahwa anak perempuan itu tak boleh memakai sepatu kaca itu dan memintanya untuk memakai sepatu yang bagus namun sederhana saja. sang ayah hanya ingin anak perempuannya dapat menjadi pribadi yang sederhana walau mereka mempunyai lebih.
di sebuah pesta, sang anak perempuan di olok olok karena memakai sepatu yang biasa saja. mendengar itu.....
kira kira, apa reaksi anak perempuan itu? ada 2 pilihannya.

1. ujian = gagal
jawaban pertama adalah sang anak akan pulang ke rumah dengan amarah dan malu sesegera menukar sepatu nya dengan sepatu kaca dan kembali ke pesta itu untuk menunjukan bahwa ia memiliki sepatu kaca yang bagus supaya siapapun yang melecehkannya dapat tutup mulut dan merasa malu.

2. ujian = lulus
ketika sang anak tahu bahwa dirinya memiliki sepatu yang bagus tetapi mengingat pesan ayah nya untuk lebih sederhana dan menerima, apakah sang anak malu dilecehkan? untuk apa? toh mereka salah mengungkap kan, harusnya sang anak perempuan tidak merasa di olok karna itu tidak benar.
seperti orang kaya, diteriakin MISKIN.... tak akan merasa.
seperti orang yang merasa benar jika di lecehkan salah harusnya tak merasa?
apa? membela diri? lebih milih mana? membela diri atau menguasai diri?

santai, cerita sepatu kaca ini juga punya penulis kok. jangan kaget jika setelah menelan semua hinaan dari sepatu itu, sang penulis melanjutkan kisah itu sebagai berikut...

seketika itu pula sang ayah tampil dalam pesta itu sebagai tamu utama paling penting dan anak perempuan itu tak menyadarinya. sang ayah memanggil anaknya dan semua mata tertuju pada anak perempuan tersebut dengan perasaan malu dan penyesalan  karna semua orang tua dari anak anak yang mengolok nya itu bekerja di suatu perusahaan dengan dipimpin oleh satu presdir, yaitu ayah dari perempuan itu.

jeng jeng.....

ya, pesan apa yang berbeda? yang satu gagal ujian, yang satu lulus ujian.

nahhhh, itulah filosofi nya. so, adakah kalian ketika melihat posisi anak perempuan itu merasa iba kepada mereka yang melecehkannya karna mereka tak tahu apa yang mereka katakan?

pikirkan, ketika kalian memiliki hal benar namun dilecehkan? apa yang kalian perbuat? bukankah, itu sebuah ujian untuk mengetes bener atau engga nya sih apa yang kalian bela ini? kalau bener mah ngapain dibela. justru merasa untung yang dilecahkan, karna kita bisa tes sejauh mana kata SABAR yang selalu ditanem sedari kecil sampe pengen muntah itu implementasinya bisa apa engga? engga dimulut saja maha penyabar, tapi otaknya maha bebel.
atau takut mungkin sang sutradara akan lupa untuk membela kalian? jadi mencari cara sendiri agar rasa maha malu akibat penindasan itu hilang?

pilih lah jalur kalian..
mau mendoakan? atau lebih enak menyerang?
indonesia butuh perubahan.
indonesia butuh doa. mari kita doakan.

doa apapun, doa supaya damai, doa supaya sejahtera, doa supaya tak lagi ada kejahatan, kericuhan, paham idealis, dan sebagainya, sederhana saja. namun kita harus serentakan suara suapaya Nya mendengar kita.

wanna join?

lets take a knee, close our eyes, and pray.... amen

Related Articles

What Is On Your Mind? by Laurentia Tricilya Cascarine. Diberdayakan oleh Blogger.