MESS-AGE
My mess, i mess everything.
God, please, just tell me if I choose the wrong path, or the right one.
Banyak yang menyimpulkan, bahwasanya ketika seorang "meninggalkan" sesuatu, spektisme pertama yang muncul adalah....
"Karena dia ingin mencari yang lebih baik dari gue" atau karena "dia sudah tidak sayang lagi sama gue"
Atau kata "lelah" disimpulkan sebagai ungkapan "menyerah"
Bukan karena aku tidak sayang padamu, tetapi justru karena aku sayang padamu maka aku memilih jalan ini.
Bukan karena aku ingin mencari yang lebih baik, tetapi karena aku ingin kamu mencari yang lebih baik.
Karena buatku, kekurangan bukan suatu hal yang harus dihindari.
Blame me... blame me all the time, engga papa kok, akulah yang kamu anggap jahat dan karena dari apa yang kamu lihat, kamu menilaiku hanya dapat melihat kekurangan mu saja.
Tidak, sampai detik ini aku tidak pernah melihat kekurangan mu, fisik, materi, sifat, tidak. Semua hal yang kita miliki selama itu masih baik, itu manusiawi, sifat egoisme, sifat pride, sifat sadness, sifat sifat itu memang dasarnya dimiliki manusia, bahkan ciptaan Tuhan yang pertama pun memiliki nya.
Dan, tugas kita masing masing lah yang akan menuntun itu menjadi hal hal yang lebih positif..
Lalu mengapa kamu masih berpandangan bahwa aku hanya ingin mencari yang "lebih baik" dan seperti menghindari ke-imperfect-an kamu? Aku sejahat itu ya sepertinya, jahat sekali.
Kamu tahu sendiri, jika kamu percaya dengan Tuhan Yesus, aku sudah bersyukur karena Tuhan sudah mengantarkan kamu kepadaku, dan hatiku pasti memilih mu till the end of the day. Aku sudah mengatahui baik buruk mu, itu sudah cukup bagiku, you are enough. The way you are.
Namun apa daya? Kekurangan kita adalah berbedanya jalur hidup. Bagiku tidak masalah karena aku pasti akan selalu hadir bersamamu dikala hari besar yang kamu imani untuk dirayakan.
Namun akan kah aku akan menjadi sendiri dikala hari hari besar yang aku imani sedang aku rayakan?
Akan kah kamu kuat melihat aku akan menjalani nya?
Apakah yang masih engkau pikirkan menjadi goal hidup mu dari kehadiran ku?
Bahagia?
YA! aku yakin kita pasti akan bahagia, kalau kamu mau untuk menghargai apa yang ada di aku, semuanya...
Aku bukan lelah untuk hal hal yang kamu ketahui buruk dariku dan menghancurkan mu, aku lelah karena aku seperti diberi harapan oleh mu, namun seperti tidak dapat harapan juga olehmu. Aku lelah, sebener nya apa yang masih kamu tunggu? Kamu tak pernah beritahu aku suatu kepastian harapan mu itu, katakan saja. Kamu ingin aku jadi muslim? Atau kamu ingin aku sholat? Atau kamu ingin aku mengimani muhammad dan allah mu? Tidak akan pernah bisa, tidak-akan-pernah-terjadi, sudah ku katakan kepadamu.
Dan ketika sudah berkeluarga (andaikan), apakah kamu masih dapat menerima aku yang tidak bisa menemanimu (HANYA) dikala ibadah mu? Apa kamu masih akan menerima aku?
Karena aku pasti akan dapat selalu menemani mu kemanapun acara apapun...tapi, exclude ketika beribadah nya saja yang CARA nya berbeda itu.
Apa soon kamu juga tidak akan berkata lelah dan kesepian (juga)?
Memang, Menyenangkan begitu banyak hal indah dan bahkan nyarissss sekali tak ada yang buruk dari hari yang kita telah jalani bersama.
Mengapa engkau masih memikirkan hal hal dimana terlihat bahwa aku yang begitu jahat?
Mengapa kamu masih belum mengerti? Yang kita hadapi ini bukan suatu KEKURANGAN MU yang tidak dapatku terima! BUKAN!
Atau kamu masih berfikir bahwa ketika aku tidak bisa menerima engkau menghindari perayaan imani ku itu adalah suatu keegoisan ku?
Bukan kah itu justru keegoisan mu?
Apa kamu nyaman dengan perpecahan perbandingan perselisihan pengkotakan pendiskriminasian yang telah diajarkan kepadamu?
Apakah menurumu itu suatu pengajaran yang membawa mu menjadi pribadi yang lebih baik? Apakah kamu berfikir Allah akan marah kalau kamu bersikap rendah hati kepada semua orang?
Pikirkan ajaran Tuhan, jangan ajaran manusia.
Yap ku serahkan semuaaaaa pikiranmu atas diriku yang meninggalkan mu ini dengan pikrian skeptisme mu, dan aku yang telah berkata lelah karena yang kamu lihat aku begitu tidak pernah berjuang sehingga "Lelah" pun terucap ini. Ya.. ya..
Aku ya... yang selalu salah. Memang kali ini man always right.
Aku lelah bukan karena aku menyerah, tetapi karena aku mengalah.. mengalah dari ego-ku yang besar ini yang masih mengharapkan Tuhan untuk melawat hatimu, minimal menjadi lebih toleran. Ego ku yang melawan Tuhan ini kiranya sudah cukup bagiku yang sudah beranjak umur berkepala 2 ini.
Silahkan katakan apa yang ingin kamu katakan.
Namun percayalah, setiap apapun yang dilakukan seseorang, pasti ada alasan nya.
Just Me,
Whatever you think.