Kamis, 23 Juli 2015

GOD GIVE ME MORE PAGE TO MY LAST BOOK

Aku tahu saat dimana yang ku yakini bahwa hubungan ku sudah berakhir.
Saat yang aku mengotot bahwa aku tak lagi mau melihat wajahnya saat dimana aku yang begitu keras kepala tak ingin membalas setiap satu kata pun yang dia ucapkan ketika memanggilku di keempat media social such as line, whatsapp, bbm, dan text message. Ku hampir seperti orang yang sangat jahat.

Padahal aku tak tahu apa yang sebenernya ingin dia ucapkan. Sampai siang tadi dia mengatakan bahwa ingin berjumpa. Dan aku sempat menolak karna "buat apaan lagi sih? Udah jelas kan?" Aku begitu penuh dengan acuh ku rasanya tak ingin sementara melihat semua yang berada di luar sana.
Finally this night just now dia datang dan aku engga bisa berkata banyak awalnya dia sempat mengatakan bahwa aku begitu jahat, ya benar perlakuan ku kepada nya malah seperti jauh dari seorang teman, seperti kepada orang yang akan menjahati ku. Aku bener bener dingin rasanya.
Dia meminta untuk berbicara di teras. Oke aku persilahkan tetapi dia pun merasa ya aku masih sangat dingin.

Akhirnya perbincangan kita mulai sampai yang aku selaluu dan selalu menyalahkan keadaan yang ada. Aku memang terlalu mudah putus asa ketika melihat ujung dari suatu hubungan, tak ada kejelasan dari selesai nya hubungan kita...padahal.
Tetapi aku sudah langsung menolak dia seakan dia sudah benar benar menjadi my ex. Dan membuat nya merasakan hal yang sama sebaliknya.


Dia menjelaskan dan dia memberikan sebuah hadiah dari 5 bulan kami kemarin dan yang sempat aku berfikir "apaansih!" Orang udah selesai kan? Buat apa?
Nah disitu lah pelurusan nya. Dia menjelaskan bahwa kalau saja dia menjelaskan dalam media "chat"...aku tak akan mau mendengarkan karna mindset aku sudah tertanam bahwa "ini sudah berakhir, sudah"


Dan akhirnya dia meluruskan kembali bahwa kita belum selesai. Aku bingung. Tetapi itu terjadi yang pada kita. Kita sadar bawha tepat nya aku sadar sehari aku sudah coba untuk menjalankan dengan sangat mengacuhkan dia (demi kebaikan bersama) tetapi dari dasar yang kita hadapi bukan soal penghianatan...orangketiga..konflik..atau tak harmonis. Ini mengenai....ah kalian sudah melihat dari postingan sebelumnya, dan jujur pertama kali aku merasakan seperti ini ternyata lebih dari sekedar kata "berat". Tubuhku seperti menolak apapun untuk di hinggapi, handphone, air, bahkan makan pun engga bisa. Aneh emang gajelas. Berlebihan banget aku ini kan.


Dia memberikan sebuah karangan bunga. Yang berisikan 5 bunga mawar. Jujur dengan perasaan yang masih melihat ini sebuah lelucon aku memeluk bunga ini dan menangis. Dalam hati aku masih bertanya "buat apa bunga ini? Sudah tak memiliki makna". Perasaan ku semakin keras dan membatu dengan dia yang tampang nya sesekali ingin membuat guyonan yang rasaanya ingin ku usir. Seperti begitu mudah nya dia melihat keadaan ini.


Dan dia menjelaskan bahwa ini tak semudah yang seperti aku lihat fisiknya. Dan dia menjelaskan segalanya. Bahwa ini belum berakhir.. Yang ku kira sudah berakhir. Dia mengatakan bahwa cepat sekali aku menghilangkan segala yang ada di socmed seakan sudah berakhir. Begitu cepat aku termakan rasa tak terima sampe aku lakukan itu. Aku egois, maafkan aku.

Dan setelah itu aku mendengarkan setiap kata kata yang merujuk pada....melanjutkan hubungan ini.  kembali aku katakan "apa kamu yakin?" "Aku seperti di amputasi, aku mungkin sembuh tapi aku tak akan pernah sama kembali"
Akhirnya dia benar menunjukan bahwa hubungan kita belum berakhir. Dalem hati ku juga siapaa sih yang mauu berakhir, enggaaaaa mauu.....
Dan aku baca surat pada bunga ini.

Sayangku Laurentia Tricilya Cascarine

Aku tahu saat ini kita dipisahkan oleh restu dan untuk waktu yang kita tidaklah tahu. Namun, aku belum bisa menerima semua kesulitan ini. Aku merasa sangat sedih dan benar-benar merindukanmu. Namun, aku menyadari bahwa restu yang memisahkan kita akan berakhir suatu hati nanti. Meskipun aku tak tahu kapan kebahagiaan yang akan datang dan kita bisa bersama selamanya.

 Hati kita sudah sangatlah erat. Aku ingat ketika kamu membelai dan mengelus rambutku dengan penuh belas kasih. Aku ingin terus melanjutkan saat saat ketika kita bersama dan saat ketika kita tertawa. Dan aku ingin menyimpannya.

Sayang, kita telah melewati banyak masa sulit dan kita mampu untuk terus berjalan tanpa lelah. Aku sangat mencintaimu dan aku berharap kita bisa mekewati kesulitan ini dan menemukan kebahagiaan sejati suatu hari nanti

Ps: maaf kalau tulisanku semakin jelek. Tanganku tak cukup kuat untuk menulis sebenarnya

Happy 5th monthversary,
Naufal Izzatur Rahman.

Itu suratnya, aku terdiam dengan mencari makna dari surat ini.
And all I can do is come to him, hug and say,
"Welcomeback Naufal!"
Im sorry i hurt you yesterday so badly.

Related Articles

What Is On Your Mind? by Laurentia Tricilya Cascarine. Diberdayakan oleh Blogger.