Selasa, 09 Juni 2015

ANGANKU DALAM TANGANMU

Another Short Story..........

Kadang ketika kita menggenggam sebuah tangan. Kita dapat merasakan sebuah harapan, sebuah dukungan, sebuah dorongan, sebuah masa depan, sebuah......

"Rakka!! Kamu mau kemana? Kok buru-buru sekali?"
Tanya Regina yang tersentak ketika tiba tiba Rakka bangun dari hadapannya dan terlihat tergesah gesah.

Rakka yang ingin memulai langkah nya meninggalkan Regina pun berbalik muka,
"Biasa, aku ada latihan lari untuk event running tahun depan udah telat nih, kapan kapan kita ketemu lagi"

Dan akhirnya Rakka pun melambaikan tangan nya dan pergi meninggalkan Regina yang masih duduk di tempat yang sama.

Regina memandangnya melangkah menjauhinya membuat seakan timbul rasa tak ingin berpisah walaupun dia tahu bahwa Rakka hanya ingin berlatih lari supaya saat perlombaan tahun depan dia dapat meraih juara.

2 minggu kemudian...

"Reg?? Ini apa?", tanya Rakka ketika sedang duduk di hadapannya di meja makan dan saat itu Rakka melihat bahwa di hp Regina menerima sebuah pesan yang bertuliskan

Received from : Gilang
Reg, Nanti kita ketemu an nya sore aja ya, soalnya aku harus kunjungi temen dulu. Oke? Engga apa apa kan?

Regina hanya memandang nya dan membatu. Dia tak bisa berkata apa apa melihat raut wajah Rakka yang sudah memerah, dan mungkin ingin marah.

"Reg! Jawab ini siapa? Apa apaan ini? Kamu..... Kenapa sih kamu kaya gini, coba jelasin dulu ke aku"
Tanya Rakka dengan nada bicaranya yang meninggi. Regina yang mulai ketakutan akhirnya memberanikan diri untuk menjawab,

"Maaf Rakka aku engga bilang sama kamu, dia temen ku, kita biasa nya main kalau sore sih tapi cuma temen kok beneran", jawab Regina dengan sedikit tertunduk karna Regina takuasa melihat ekspresi wajah Rakka dan dia pun merasakan rasa bersalah.

Rakka pun mulai bertanya banyak hal, dari mulai kelas berapa, umur nya berapa, temen dari mana, makanan kesukaan nya apa, hobi nya apa, kalau tidur ngorok engga. Wuaaat! Regina pun mulai gelisah.

2 bulan kemudian...

"Rakka, kamu kenapa sih masih aja mau sama cewek itu. Regina, cantik engga, engga bisa apa apa.mending sama kita kita aja, sama sama atlit lari. Hehe", kata salah seorang atlit wanita yang mempunyai tubuh hampir sempurna. Jauh melebihi Regina. Dialah Viky. Atlit lari dengan prestasi yang engga bisa lagi di tandingkan. Sangat terkenal dan keturunan orang kaya.

"Hm.. Iya juga sih tapi... Entahlah Vik aku sayang sama Regina, dia baik sekali sama aku", jawab Rakka.
Viky hanya memutarkan bola mata dan menghela napas.

Saat itu Viky mengajak Rakka untuk berjalan jalan mencari makan sembari istirahat latihan larinya,"Rak, lagi istirahat nih, cari makan yuk.gue laper banget!".
Rakka menyetujuinya dan mereka berdua berjalan melewati sebuah taman dimana dia biasa bertemu dengan Regina.

Dan seketika mata Rakka membelalak karna Rakka melihat sesosok wanita yang tak asing baginya, ya Regina.dia sedang duduk di sebuah bangku membelakangi dirinya dan Viky. Tak lama ketika Rakka melihat Regina seorang diri, datang lah seorang cowok menghampiri Regina. Dan dia tahu persis itu adalah Gilang, karna sudah beberapa kali dia berhubungan text message dengan Gilang.

Dengan penuh ke amarahan, Rakka pun menggapai tangan Viky dan berjalan menuju Regina dan Gilang.

Pertengkaran pun terjadi dengan Regina yang shock melihat pacarnya menggandeng wanita lain. Dan tatapan amarah Rakka melihat Regina yang meet up dengan lelaki lain. Pertengkaran mulut pun tak dapat dihindari. Dan akhirnya Regina menangis menyangkal apa yang Rakka sangka,
"Engga Rakka. Kamu harus percaya sama aku ini semua bisa aku jelasin", kata Regina dengan raut wajah penuh harapan.

"Yaudah jelasin Reg, sekarang jelasin!"
Teriak Rakka di depan Regina.

Dan Regina pun hanya tertunduk.
"Nah apa? Kamu tak bisa menjelaskannya bukan? Yuk Vik, kita pergi".jawab Rakka seketika dan menarik tangan Viky hendak meninggalkan Regina.

Regina yang mulai menitikan air mata berusaha mengejar kepergian Rakka,
"Rakka tunggu!", teriak Regina. Dan ketika Regina mengambil satu langkah untuk berlari menuju Rakka, ia pun terjatuh. Dia pun menangis.
Viky pun membalikan muka,"dasar cewek lumpuh aja engga sadar diri!"

Gilang pun menghampiri Regina.
Mendengar perkataan Viky, Rakka pun berbalik badan dan melihat Regina yang masih terjatuh. Rakka pun menghela napas dan membalikan badan lagi lalu akhirnya pergi meninggalkan Regina.

Satu minggu menuju hari perlombaan...

Voice note.
"Hei Rakka. Bagaimana kabar mu? Ini aku Regina, Cuma mau sampaiin kamu semangat ya untuk perlombaannya minggu depan oke?"
Pesan suara dari Regina yang mungkin sudah memenuhi pesan dari ponsel Rakka. Tak ada satupun voice note yang Rakka buka.

Hari Perlombaan Lari...

"Rakk, semangat ya! Kita hari ini jadi musuh dulu nihh setidaknya kan salah 1 dari kita harus menang supaya club kita bisa maju ke internasional.hehe awas lu ya sampe engga menang!", kata Viky sambil menepuk bahu Rakka.

Rakka pun tersenyun,"makasih ya! Lu udah selalu menyemangati gue. Beruntung banget gua punya temen lari kaya lu... Nanti.. Kalau misalnya ada waktu............."

"Pertandingan akan dimulai dalam 5 menit lagi, harap para peserta menempati posisi masing masing...!"
Seketika terdengar suara mc yang sudah mempersiapkan dimulainya lomba, Rakka pun menunda pembicaraan nya dan langsung menempati posisi. Posisi Rakka dan Viky hanya di selingi 2 peserta lain saja.

Viky yang optimis, memandang Rakka dengan penuh semangat. Mereka pun siap untuk berlari.

Bersidia.....
Siap..
Mulai!!!
Dan pertandingan pun di mulai.

Rakka dan Viky mulai berlari sekencang kencang nyaaa agar bisa menang.
Rakka berlari dan berlari sampai suatu ketika pandangan nya terpaku pada langit. Ada sebuah balon yang terbang di atasnya. Pandangan nya ke arah langit pun menembus suatu memori saat dia masih dibangku Sd. Berlari dan berlari. Seketika dia merasa ada sebuah tangan yang menggenggam nya.. Rakka terkejut dan melihat sesosok Regina menggenggam tangan nya. Mereka berlari bersama.

Sampai suatu ketika..
"Regina. Aku ambilkan balonmu ya!"
Rakka pun berlari mengejar balon itu. Balon itu mendarat di suatu ranting pohon yang lumayan tinggi. Dan ketika Rakka memanjat hendak mengambilnya, kakinya pun terpeleset dan terjatuhlah diadari atas pohon. Namun dia tahu bahwa dia tak mendarat di atas tanah. Dia mendarat di atas kaki Regina.

Saat itu Regina hanya menjerit kesakitan danmendapati bahwa kakinya patah akibat menopang seluruh tubuh Rakka.

Seketika pandangan masa lalu Rakka hilang dan melihat bahwa ia sudah hampir sampai di garis finish. Seketika ada yang membuatnya tersandung..
Rakka pun seolah terlempar karna sedang berlari dengan kecepatan tinggi.
Ia terguling dan semuanya menjadi....hancur.. Dia menepuk track lari dan rasanya ingin menangis. Memandang kedepan garis finish yang menunggu pijakannya.

Rakka punmendengar langkah lari yang berjalan menujunya. Dia tahu bahwa itu Viky dan dia tak ingin menatap Viky karna malu.
Seketika suara pun memanggil namanya,
"Rakka! Kamu engga apa apa?".
Mendengar panggilan itu, Rakka pun terkejut. Dengan suara yang amat sangat dia kenali... Regina!

Ia mencoba menolehkan kepala menuju sumber suara,
"Regina!! Kamu..." Kata Rakka.
Regina pun menangis di hadapannya,
"Hallo Rakka! Aku rindu dengan mu!"
Rakka pun memandang nya dan tahu bahwa dia juga masih merindukan Regina. Dia mencoba berdiri namun ternyata kakinya keseleo dan ia tak bisa jalan.
"Ayo kita selesaikan semua ini Rak!", jawab Regina sambil menyodorkan tangannya.

Regina pun membopong dengan tangan Rakka di bahu nya dan melangkah perlahan dengan masih tertatihnya.

Dalam sebuah tangan mu ada sebuah angan ku.

Voice note 4 week ago
"Hei Rakka, aku akhirnya harus berkata jujur. Gilang itu.....sebenernya dokter terapi aku. Aku ingin berjalan supaya saat lomba mu nanti aku bisa datang dan kamu tak malu untuk memandang ku dengan lumpuh ini. Saat ku tahu bahwa setiap genggaman tangan mu, aku merasakan adanya sebuah harapan untuk ku berjalan kembali. Maafkan aku tak memberi tahumu. Aku hanya ingin memberikan kejutan special untukmu."

Voicr note 3 weeks ago
"Selamat siang Rakka, aku sudah mulai bisa mengambil 1 langkah nih. Gimana dengan mu? Sudah bisa mengambil 1 medali emas? Hehehe semangat!"

Voice note 2 weeks ago
"Rakka, aku sudah bisa berjalan sedikit wow! Kemajuan pesat! Kamu harus semangat ya tinggal 2 minggu lagi"

Finish!!!
Rakka pun menutup kedua matanya dan menangis.
"Maafkan aku Regina!"

Related Articles

What Is On Your Mind? by Laurentia Tricilya Cascarine. Diberdayakan oleh Blogger.