Jumat, 30 Januari 2015

BUKU YANG BELUM PERNAH SELESAI

Sepertinya menutup kembali buku ke 3 yang sebenernya adalah buku pertma yang ku buka ke 3x nya itu, membosankan.

Kalian tahu rasanya memulai dengan tipe yang yaaa....tak jauh berbeda lha sama sama aja, ingin rasanya menghapus isi tulisan buku itu, atau membakar buku itu agar semua nya hilang dan kembali bersih sehingga aku bisa membaca buku yang baru.

Walaupun aku menjalani selama ini dengan 3 orang yang berbeda tetapi rasanya seperti hanya membolak balik lembar di 1 buku yang sama.

Diawalnya aku temui mereka dan mereka mulai ngobrol lewat chatting sederhana beberapa kata yang berakhir pada beberapa paragraf dalam chat nya, ya aku sangat bawel aku akui itu, aku cerita apapun tapi tidak kepada siapapun sih hanya kepada "someone" at that time aja.

Dipertengahan akhirnya pertama ini ingin memulai, okelah sekali memulai menulis kisah dalam buku itu aku benar benar berhati hati dalam pengisian nya jangan sampai ada kesalahan penulisan dan akan mengambil sebuah penghapus yang dikenal dengan sebutan "kepercayaan" yang jika ku atau dia lakukan kesalah, penghapus itu akan mengikis dan mengikis sampai akhirnya kepercayaan anatara kita pun semakin berkurang.

Membolak balik lembar demi lembar dan mengisahkan setiap kejadian romantis, sedih, senang, susah pun tertulis rapih dalam 1 buku. Dan pada akhirnya saat dia membuat kesalahan ingin ku ambil penghapusku dan yang kudapati, penghapusku sudah habis, dan kesalahan itupun menjadi membekas di sebuah buku, yang tak lama kemudian ku tutup. Keesokan nya ia meminta kepadaku untuk membeli penghapus karena ia memintaku untuk menghapus kesalahannya dan melanjutkan kembali kisah itu namun ku yang meminta dia untuk membelikan untuku, dan ia tidak lakukan hal itu, hanya pergi,,,begitu saja pergi,

Beberapa saat orang lain pun datang, dia membawakan sebuah buku baru yang kulihat sudah terisi sebagian, dia membiarkan ku untuk membukanya, dan dia meminta ku untuk melanjutkan kisah yang dia hentikan karena penghapus dia juga sudah habis. Kulihat kisahnya yang setiap bab hanya berisi beberapa lembar, yang banyak sekali bekas penghapus, sebenernya aku sudah memikirkan segala keburukan yang akan terjadi dengan banyaknya bekasi penghapus itu. Tetapi hatiku berkata lain, ku harus melanjutkan kisahnya.

Dimulai kembali dari chat singkat yang berakhir panjang, kita cerita apapun, namun tak banyak lembar yang bisa ku tulis karena keterbatasan waktu yang ada.
Dan pada akhirnya ketika sedang ingin ku tulis kembali kisahnya, dia menumpahkan minuman di buku nya ini. Semua kisah yang ku tulis seakan akan sudah tak terlihat lagi tersamarkan dengan warna minuman yanh ia tumpahkan. Dan dia mengambil buku itu dari ku dan langsung pergi begitu saja.

Di tengah keheningan ku, aku berfikir untuk merenungkan lagi dan lagi apa yang harus ku perbuat. Membeli banyak penghapus kah? Mencari buku baru kah?
Dan seketika ku menabrak seseorang dan kami menjatuhkan buku kami. Aku ambil buku yang jatuh dan aku pergi meninggalkan nya tanpa melihatnya.

Ketika ku baca buku ini tetapi tak ada isinya, sepertinya aku salah mengambil buku.
Keesokan nya aku mencarinya dan ku tanyakan bukuku yang tertukar kepadanya dan dia pun mengembalikan buku ku dan bercerita banyak tentang kisah masa laluku yang dia ketahui dari buku pertamaku, dan ketika ku buka bukuku, semua kesalahan yang ada dalam buku itu telah di hapusnya, lalu dia memberikan ku banyak penghapus, dan ia membiarkan ku membawa buku miliknya.

Dan mulai kembali dengan chatting singkat yang berakhir pada paragraf. Sungguh...seperti berjalan dalam roda hamster. Aku sudah berlari selama ini tetapi rasanya tetap di tempat saja.

Dia memintaku untuk menyimpan saja bukunya, tanpa mengisinya sedikitpun, katanya jika aku sudah tidak tahan untuk menulis, hapus kembali di kemudian hari, terus dan terus. Karena aku memang bersama dia dan aku menghargai permintaannya, kuhapus setiap kisah yang sudah ku tulis.

Dan benar berakhir pada ketika waktu ia memberikan buku yang sudah agak usang, dan kelihatannya berisi banyak hal ke 1 orang itu, bukan aku, dan ketika aku ingin memberikan bukunya yang kupegang ini kepadanya, ia menanyakan kembali kepadaku siapa pemilik buku itu, seperti tak mengenalku, dan ketika ku buka buku itu untuk menunjukan kisah "kami", aku baru sadar buku itupun kosong tak berisi sama sekali, semua lembaran hanya lah bayangan tulisan yang sudah di hapus, aku hapus tepatnya. Aku seperti tak pernah ada sedikitpun dalam bukunya. Ya itu..aku.

Dan sekarng, ku hanya sedang membolak balikan lembar buku yang sama. Sama iya, kosong. Dan ku tidak memiliki penghapus. Jika seseorang akan datang, bawakanlah aku penghapus bawakan aku banyak penghapus, agar setiap kesalahan yang akan kita lakukan dapat terus ku hapus, agar kita bisa kembali melanjutkan tanpa adanya bekas luka, bekas kesalahan, yang hanya akan membuat kita terus saling menyalahkan.

Rumit? Iya itulah Buku ku, yang belum berakhir, masih terus berlanjut.

Related Articles

What Is On Your Mind? by Laurentia Tricilya Cascarine. Diberdayakan oleh Blogger.