SUDAH DAPAT UPAHNYA
Ohoi..
Selamat hari rabu yang kalau kata orang dalam inggris itu sadnessday.. Eh wednesday deng maksudnya.
Kembali kita chitchat berasama sharing sesuatu yang mungkin bisa jadi permenungan bersama diwaktu senggang.
Dinamakan Sudah Dapat Upahnya, sesungguhnya mereka sudah mendapatkah upahnya. Bagi sebagian orang pasti tidak asing dengan kalimat tersebut.
Bisa kita netralkan anggap saja sebagai seorang yang mencoba meng karma kan, suatu keadaan tidak menyenangkan yang pernah di alaminya di masa sebelum detik ini.
Owkay, hal tersebut adalah suatu ketidak kerenan di jaman ini. Kenapa? Kita ambil contoh, misalnya ya, suatu perempuan pernah mengagumi seorang lelaki, dan berjalan bersama selama bertahun tahun, namun saat perempun itu memberikan ajakan untuk mengarah yang lebih serius, bahkan sang perempuan sudah menyiapkan diri serta menerima sang lelaki segala kekurangan nya, namun sang lelaki tiba tiba menolak ajakan perempuan itu untuk lebih serius, karena.... Dia dahulu adalah seorang pelacur. (Misalnya contohnya)
Sampai akhirnya dia menyerah dan mundur secara sabar. Okay, dalam hati perempuan itu mencoba kuat. Dan ambil hikmah walau hanya kecil. "Disakiti, namun tidak berfikir untuk melakukan apapun selain menerima keadaan yang ada".
Untuk cut sampai kasus ini, jika memang dia sudah ikhlas dengan hal tersebut, pikir kita, oke Tuhan akan membahagiakan dia endingnya, upahnya akan datang dari atas.
Namun, cerita belum di cut sampai situ ternyata.
Selang beberapa Tahun, perempuan itu akhirnya mendapatkan apa yang dinantikannya, seorang sosok lelaki, merasa bahwa dia takut disakiti kembali atas hal masa lalu nya, dia menceritakan kala mereka sedang belum terikat apapun, sebatas sahabat, namun lelaki itu tidak sedikitpun memandang sebelah mata apa yang ada pada perempuan itu, ya, mereka menjalani pada akhirnya.
Lalu di tengah perjalanan, si perempuan mendapati beberapa fakta tentang lelaki itu. Fakta yang belum di ungkapkan, bahwa memiliki masa lalu jauh lebih kelam, dan masih saja membayangi sang lelaki.
Melihat hal itu, sang perempuan tak bisa menerima masa lalu itu.
Pada akhirnya perempuan memilih mundur dan tidak mau melanjutkan langkah nya. Karna kekelaman itu.
Semua orang, memiliki masa lalu, ada yang susah berlalu, ada yang masih membayangi, tetapi, masalalu tetaplah masalalu, sebesar apapun itu, kita hidup sekarang, jika di angkat menjadi satu vision dalam hubungan, tidak akan dapat di jawaban, karena kita tak tahu, karena tak lagi berada di masa lalu itu.
Sesungguhnya kita harus angkat kaki, pandang kedepan, kadang bayangan masa lalu menghantui, itu tanpa keinginan tanpa maksud, tanpa terbesit dipikiran, menghantui, beda dengan menjadi hantu. Menghantui itu kita pasif, menjadi hantu itu kita ikut serta peran itu.
So, moving on itu bukan kita dengan masa lalu kita aaja, tapi juga tentang dia dan masa lalunya, kelam? Biasa. Kalau engga kelam engga mungkin menghantui, lalau engga kelam engga mungkin akhirnya sama kita disini.
Toh jika ada seorang dari pasangan kalian yang berfikir seperti perempuan itu, kesabaran dia yang ingin dibalas manis oleh sang maha kuasa, mendadak sudah perempuan itu balas sendiri, dan perempuan itu lebih menerima membalas dengan hal setimpal, engga mau lebih. Dan disana, sang sutradara kehidupan merasa sudah tidak punya hutang, diam dan berkata
"sesungguhnya, dia sudah mendapatkan upahnya"
Sincerely,
Laurentia Tricilya Cascarine
Selamat hari rabu yang kalau kata orang dalam inggris itu sadnessday.. Eh wednesday deng maksudnya.
Kembali kita chitchat berasama sharing sesuatu yang mungkin bisa jadi permenungan bersama diwaktu senggang.
Dinamakan Sudah Dapat Upahnya, sesungguhnya mereka sudah mendapatkah upahnya. Bagi sebagian orang pasti tidak asing dengan kalimat tersebut.
Bisa kita netralkan anggap saja sebagai seorang yang mencoba meng karma kan, suatu keadaan tidak menyenangkan yang pernah di alaminya di masa sebelum detik ini.
Owkay, hal tersebut adalah suatu ketidak kerenan di jaman ini. Kenapa? Kita ambil contoh, misalnya ya, suatu perempuan pernah mengagumi seorang lelaki, dan berjalan bersama selama bertahun tahun, namun saat perempun itu memberikan ajakan untuk mengarah yang lebih serius, bahkan sang perempuan sudah menyiapkan diri serta menerima sang lelaki segala kekurangan nya, namun sang lelaki tiba tiba menolak ajakan perempuan itu untuk lebih serius, karena.... Dia dahulu adalah seorang pelacur. (Misalnya contohnya)
Sampai akhirnya dia menyerah dan mundur secara sabar. Okay, dalam hati perempuan itu mencoba kuat. Dan ambil hikmah walau hanya kecil. "Disakiti, namun tidak berfikir untuk melakukan apapun selain menerima keadaan yang ada".
Untuk cut sampai kasus ini, jika memang dia sudah ikhlas dengan hal tersebut, pikir kita, oke Tuhan akan membahagiakan dia endingnya, upahnya akan datang dari atas.
Namun, cerita belum di cut sampai situ ternyata.
Selang beberapa Tahun, perempuan itu akhirnya mendapatkan apa yang dinantikannya, seorang sosok lelaki, merasa bahwa dia takut disakiti kembali atas hal masa lalu nya, dia menceritakan kala mereka sedang belum terikat apapun, sebatas sahabat, namun lelaki itu tidak sedikitpun memandang sebelah mata apa yang ada pada perempuan itu, ya, mereka menjalani pada akhirnya.
Lalu di tengah perjalanan, si perempuan mendapati beberapa fakta tentang lelaki itu. Fakta yang belum di ungkapkan, bahwa memiliki masa lalu jauh lebih kelam, dan masih saja membayangi sang lelaki.
Melihat hal itu, sang perempuan tak bisa menerima masa lalu itu.
Pada akhirnya perempuan memilih mundur dan tidak mau melanjutkan langkah nya. Karna kekelaman itu.
Semua orang, memiliki masa lalu, ada yang susah berlalu, ada yang masih membayangi, tetapi, masalalu tetaplah masalalu, sebesar apapun itu, kita hidup sekarang, jika di angkat menjadi satu vision dalam hubungan, tidak akan dapat di jawaban, karena kita tak tahu, karena tak lagi berada di masa lalu itu.
Sesungguhnya kita harus angkat kaki, pandang kedepan, kadang bayangan masa lalu menghantui, itu tanpa keinginan tanpa maksud, tanpa terbesit dipikiran, menghantui, beda dengan menjadi hantu. Menghantui itu kita pasif, menjadi hantu itu kita ikut serta peran itu.
So, moving on itu bukan kita dengan masa lalu kita aaja, tapi juga tentang dia dan masa lalunya, kelam? Biasa. Kalau engga kelam engga mungkin menghantui, lalau engga kelam engga mungkin akhirnya sama kita disini.
Toh jika ada seorang dari pasangan kalian yang berfikir seperti perempuan itu, kesabaran dia yang ingin dibalas manis oleh sang maha kuasa, mendadak sudah perempuan itu balas sendiri, dan perempuan itu lebih menerima membalas dengan hal setimpal, engga mau lebih. Dan disana, sang sutradara kehidupan merasa sudah tidak punya hutang, diam dan berkata
"sesungguhnya, dia sudah mendapatkan upahnya"
Sincerely,
Laurentia Tricilya Cascarine

