MONEY TALKS
Uang, suatu materi utama yang sekarang sudah menjadi hal utama yang di butuhkan orang bahkan beberapa sudah cinta dan beberapa sudah men-Tuhan-kan nya.
ya, ketika uang sudah berbicara.........apalah daya orang? they said. Oh iya in case sih ini untuk mereka yang sudah menggantungkan hidup dan matinya kepada uang.
"besok akan makan apa?"
"apa besok akan makan?"
aku sudah pernah melalui kedua hal tersebut, saat diatas, saat terjatuh, lega kembali, khawatir kembali. lelah rasanya menghadapi itu, seakan seperti naik histeria yang tak henti henti nya. lelah.
semua orang ingin hidup sejahtera bukan?
ya. aku pernah mengalami hal itu. sampai di paksa lah mataku ini untuk terbuka, bangun, jangan hanya tidur dan behayal dalam kekesalan.
bahwa banyak jawaban yang mengatakan, "kamu sudah di pelihara. tidak perlu takut dan khawatir" aku pun tersenyum dan flashback tentang apa yang sudah ku alami.
singkat cerita, ketika aku dihadapkan pada ujung semester awal, aku sudah pasrah dan sudah mendapat permohonan maaf dari ayah ku sendiri mengenai suatu hal yang akan menghalangiku untuk lanjut kuliah.
dan disitu ajaib nya, ternyata aku masih bisa kuliah karna di detik terakhir setelah klarifikasi lebih lanjut. ternyata aku dapat beasiswa. walaupun sempat ada hal hal yang kurang menyenangkan dalam proses nya.
menjadikan ku untuk berfikir, mengulang setahun yang lalu saat keluargaku belum mencapai tingkat histeria dengan posisi paling bawah. aku melawan orang tuaku supaya aku bisa dikuliahkan bidang seni atau psikologi di salah satu perguruan tinggi negri di bandung.
sungguh pergumulan batin yang amat besar mengingat aku harus bergelut ke dunia dengan gender minoritas dan fisika matematika tanpa batas.
tapi aku hanyalah manusia, Tuhan lebih tahu apa yang akan melanda ku kedepannya rencana Nya memang aku akan kesulitan ekonomi, entah itu rencana Tuhan atau kelalaian management keuangan dalam interen keluarga. ya whatever will be will be. tetep Tuhan sudah persiapkan.
ya, alhasil hal itupun melanda. keuangan keluarga berhenti. gali lubang tutup lubang. dan aku hanya bisa berjuang gimana pun caranya bisa dapet beasiswa dengan jujur. karna kalau kita lempeng lempeng aja, Tuhan pasti ikut bekerja kok.
dan hidup perkuliahanku akhirnya bergantung penuh pada beasiswa.
aku percaya ini bukan kepastian karna jujur aku dengan my lil brainy itu engga ada apa apanya dibanding temenku yang lain, pasti ini cuma banget karna Tuhan yang kasih.
cerita kedua itu sepanjang kuliahku.
dengan sudah mendapatnya beasiswa. tak semudah yang dapat dilihat
wah enak, dapet beasiswa, bulanan dapet tunjangan.
banyak orang menganggap bahwa hidupku sudah sejahtera dengan mendapatkan beasiswa itu. but its not that simple.
uang tunjanganku itu semata mata untuk hidupku sebulan kedepan, karna sudah hampir tak pernah mendapatkan uang jajan dikarenakan orang tua yang berasumsi bahwa uang beasiswa itu sudah mencukupi kebutuhanku sebulan.
seiring berjalannya hari, semakin banyak kesulitanku untuk hanya bisa sampai ke kampus. banyak sekali kendala yang saat itu ku anggap kendala.
dimulai dengan ayah yang sudah jarang brangkat kerja, atau semangat kekeluargaan yang menurun. membuat ku bertindak unprofessional, aku terbawa suasana itu.
yang menjadikanku untuk berfikir "gimana caranya sampai kampus?" karna bagi sebagian orang akan menggangap aku lebay dan lemah. tetapi padahal tidak semudah itu.
yang menjadikan uang beasiswaku habis hanya dalam seminggu karna harus PP menggunakan Ojek Online dan plus makan siang yang akan menguras uangku sehari sebanyak 94ribu rupiah. x5 hari seminggu. sudah selesai.
yang menjadikanku tidak hadir kuliah karna tidak adanya uang untuk berangkat. kenapa motor? motor dipakai kaka. dan aku gapernah boleh mengendarai motor sendiri. i have no idea why.
yang menjadikan pikiranku bertambah dengan ketinggala pelajaran, minus membludak, dan semngat pun semakin menurun. hanya karna apa? uang.
beberapa bulan berlalu dan doaku pun didengar oleh Tuhan.
Tuhan memulangkan kaka laki lakiku yang bekerja di Medan dengan dipindahkan tempat kerja menjadi di Kemayoran. sungguh kebetulan yang bukan kebetulan. ini jawaban!
akhirnya aku bisa pergi ke kampus dengan berangkat bareng bersama kakaku saja. ya, sungguh ajaib aja. aneh, kenapa bisa? haya Tuhan yang tahu.
semua itu dilandaskan karna mungkin setelah melalui banyak hal yang itu itu saja, terhambat ini, terhambat itu hanya karna uang, menjadikanku sudah tak lagi berpegang atau berharap hidup pada uang.
ada uang berangkat kuliah. engga ada uang ya....karna Tuhan engga mau aku brangkat kuliah aja. sudah tak lagi dijadikan tolok ukur dalam menjalani hari.
itu ceritaku.. dengan drama yang panjang. dengan jawaban Tuhan yang baru saja ku mengerti setahun setelahnya atau berbulan bulan setelahnya.
tapi mungkin beberapa orag masih ada yang mengukur seberapa sejahtera dirinya dari seberapa uang yang di milikinya. banyak orang yang mentuhankan uang nya, bukan Pemilik uang nya.
jadi pasti banyak di kecewakan.
now, aku sudah berfikir, ada atau tidak ada uang, itu tidak jadi masalah, ada uang ya makan, engga ada uang engga makan, karna hidup ini bukan hanya soal makanan jasmani bukan?
santai aja. kurang uang engga akan menjadikan mu miskin kebahagiaan.
orang yang gapunya kasur aja, masih bisa tidur nyenyak di trotar.
kamu gapunya uang takut tak bisa makan, padahal masih ada nasi sisa kemarin dan butiran telur dikulkas yang bisa menjadikan hidangan nasi telur kecap yang jika disyukuri akan serasa seperti makan rice omelete di Jepang. okay lebay.
ya #SepertiYangAkuLakukan . apapun yang terjadi......jangan menyenderkan hidup kalian pada uang, terlebih cewek juga.. dengan quotes Gincu nya. hmm~
gincu mahal...gincu murah. elegan nya tetep tergantung yang make.
banyak uang, gada uang, bahagianya tetep tergantung yang jalanin.
sincerely,
Laurentia Tricilya Cascarine