Minggu, 29 November 2015

ANSWER 1

Tuhan Yesus sungguh baik.

Aku tahu bahwa hidupku tidaklah mewah. Aku melihat bahwa hidupku juga banyak sekali perkara nya.
Tetapi semua perkara itu tidak pernah membuatku takut untuk menghadapinya.

Aku terlahir di keluarga Katolik. Bukan berarti aku dipaksa untuk menganut agama Katolik. Tetapi seperti pada kutiban alkitab
" Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu." (Yoh 15:16)

Aku bersyukur karna Allah Bapa yang sudah memilih aku.
Bukan berarti kita yang memilih untuk jadi katolik..oke kita buang kata kata katolik dulu, tapi orang yang percaya Yesus (kristen, adven, protestan, katolik, baptis dll "yang percaya Yesus)
Nah melainkan karna kehendak-Nya lah kita diberikan karunia seperti ini.

Banyak sekali kutiban alkitab yang selalu membuatku tenang.
Semuaaa nya ada di dalam alkitab, saat kita mempertanyakan apaaaa saja semua jawaban ada di alkitab.

Tidak semua orang menerima isi alkitab, kembali lagi kepada ayat di atas.
Karena dipilih. Dan ayat ini juga menjawab,
"Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah."  (Yoh 8:47)

Sangat menjawab, bukan aku sudah sangat siap dengan setiap perkataan diluar sana tentang firman Allah, sampai kapanpun ketika jika bukan Allah yang memilih mereka, mereka tidak akan percaya dan mereka yang tidak percaya, tidak akan mengerti firman ini.

Tugas kita apa? Hanya bisa berdoa. Toh sekarang bukan tentang agama apa lah perkara dunia ini, karena sejujurnya Agama tidak akan menyelamatkan, tetapi Iman lah yang menyelamatkan.
Hanya bisa berdoa bagi mereka yang belum percaya kepadaMu agar tahu bahwa Engkau lah Juru selamat kami. Hanya-Engkau.

Sungguh banyak sekali sejadian dihidupku yang sudah dimenangkan, dikuatkan, dibangkitkan, di tuntun. Hidupku asyik walau aku tidak memiliki banyak materi.
Hanya mengikuti apapun kehendak Tuhan, semuanya terasa menyenangkan, benar, Engkau lah sutradara hidup yang mempunyai rencana paling indah.

Ini ada sedikit lagu yang bisa menyemangati hati. Semua tentang hati.
https://youtu.be/HIeuJWGHGt4

Selasa, 17 November 2015

ENGINEER CAN FEEL IT

Seperti yang salah seorang teman ku katakan, " anak teknik tuh engga ada galau galauan pasang pm mellow jijik ihhh chiaaahh"

Bisa dikatakan aku bukan tipe orang yang berisik di pm pm atau status socmed. Ya... kadang bergumam atau intermezzo beberapa kali mungkin saja. aku masih memiliki sisi batiniah dari seorang wanita.

Anak teknik juga bisa merasakan kecemasan hati bray *azek
Yep engga, bukan, aku meliht seseorang dari kejauhan.
Dia sangat jarang ku lihat sekarang, apakah aku terlalu sibuk?

Aku menceritakan kepada seorang temanku...
"Psst... masa pi, gua......kangen sama dia, baru kerasa kehilangannya sekarang. Gua harus gimana ya?"

Aku turun bersam dia hendak menuju kantin dan kami melewati tangga utama gedung B. Ketika aku menuruni tangga yang menghadap jendela kearah depan polman, terlihat kumpulan beberapa mahasiswa polman, aku seakan dibuat untuk dapat melihat dirinya, aku seperti merasakan jatuh cinta lagi, aku seperti anak SMA yang melihat seorang "yang disana" itu rasanya aku ingin berhenti sejenak di jendela tangga ini hanya agar dapat melihat dirinya walaupun dari kejauhan.

Pi pun engga bisa banyak berkomentar hanya tertawa kecil karna memang aku sedang merasakan suatu yang sudah tidak lagi boleh ku rasakan sebenernya. iyap, kerinduan dengan segalanya.

Aku merindukan dia.
Aku, anak teknik yang merindukn dia untuk membuat kerasnya hidup teknik ini menjadi lebih mudah, seperti mesin yang merindukan oli agar mengurangi gesekan dan memperlancar kerja dirinya.

Kami tidak memiliki ruang yang cukup untuk kmi berdua di dunia ini. Hnyalah sebatas mimpi, kamu mimpi ku kemarin sore.

Sabtu, 14 November 2015

TOLONG LAH MEREKA, TUHAN

Ketika ku bangun dari mimpi indahku pagi ini, aku masih saja di selimuti rasa kegelisahan, rasa yang sungguh amat menggangu.

Mengetahui semua hal di dunia yang fana ini membuatku semakin terbuka akan penting nya aku banyak bertanya kepada Sang Pencipta tentang apa yang harus aku lakukan.

Seperti pagi ini, begitu sunyi. Aku memasang alarm dari jam 4 dan menyala dengan kelipatan satu jam selanjutnya. Jam 5..... jam 6..... jam 7.....
Aku bertanya, "mengapa terlihat sudah fine tapi aku engga fine at all ya Tuhan?"

Aku membaca renungan pagi ini. Temanya On time.
intinya Tuhan tidak akan mengulur ulur waktu untuk segera menolong kita.

Aku kembali berfikir, setiap kali aku membaca sebuah renungan pagi. Membuat ku berfikir apa pesan yang ingin di sampaikan pada renungan ini, dan jujur saja setiap apapun yang aku baca entah di alkitab, renungan, dsb itu seperti memberiku jawaban.

Sungguh hati ini masih gelisah, Tuhan, kenapa ya?

Saat ku berfikir apa yang telah berlalu kemrin malam, aku berfikir, adakah yang belum tuntas?

Aku turun, aku membangunkan mami, dan papa. Dan aku mengatakan kepada mereka, bahwa aku ada jam tambahan pelajaran Agama hari ini sama Sela dan (mungkin) sama Retho.

Aku menunggu air kamar mandi siap, akhirnya aku beranjak mandi.
Ketika aku sedang mandi, benar, air membuat kita lebih tenang, lebih banyak berfikir.... dan seketika.

*JLEB* aku mengerti semua ini, dan aku seketika, badanku gemetar, aku merunduk menumpukan kedua tanganku di kedua dengkulku dan aku seketika seperti di tampar oleh Tuhan, "BANGUN LAUREN!"
Ya Tuhan, ya Tuhan.........!

"Aku mengerti aku mengertiiiii!!! Astaga Tuhan!" Aku pun melonjak semakin berdebar dan aku menggigit bibir bawahku... Tuhan! Apa yang harus aku lakukannnnn?? Aku menangis.
Tuhan! Apakah aku harus mengetahui semua ituuu!! Mengapa aku terlambat ya Tuhan!!?? Mengapa aku mengetahui dan mengerti pagi ini, mengapa tidak kemarin!! Mengapa tidak 2 hari yang lalu!!

Walaupun aku tidak ada sangkut paut nya dengan hal ini, tetapi ada 1 orang yang harus nya tidak berada dalam lingkaran itu. Ya Tuhan, aku tahu Tuhan sayang sekali dengan dia sampai sampai Tuhan ingin aku terus bertindak, tetapi bagaimana Tuhan??!! Aku tidak bisa berbuat apa apa lagiii Tuhan, tolonglah Mereka Tuhan.

Aku yang seperti psikolog, yang mendengar semuanya bukan hanya dari 1 pihak, mengapa mengapaaa Tuhan engkau kerjakan karya ini atas ku? Aku tidak mengerti. Mengapa selalu datang sebuah kabar yang notabene nya "lebih baik aku tidak tahu" itu Tuhan?

Banyak hal yang membuat ku sekarang begitu dekat dengan Tuhan, begitu cepat dan on time Tuhan bertindak membuka mataku, membisikan ku, menolongku, tetapi kali ini Tuhan, aku tidak memiliki tenaga untuk bertindak.

Tidak, bukan kesiapa siapa. Tetapi ke dia. Tetapi aku yakin ini tidak akan dipercaya.
Mereka sedang berjalan ke arah.... gelap.

Maafkan aku Tuhan, aku terlalu lamban untuk mengerti semua yang engkau kerjakan. Tetapi tolonglah Tuhan, ada 1 orang yang seharusnya tidak berada di situasi seperti ini, dia ada disana, dia yang bernama.............

Iya benar, dia orangnya, Tuhan.

Rabu, 11 November 2015

AKU, KAU, DAN KITA

Sungguh sangat berbeda berada dalam situasi seperti ini. Rasanya... senyum ini tidak akan hilang lagi. 

Dan aku baru merasakan semuanya, benar adanya aku sudah mulai belajar menjadi lebih dewasa. Dia sudah merangkai hubungan sampai 8 bulan kemarin ini dengan sungguh amat baik.

Aku, kau, dan kita. Sekarang memang engga ada "kita" yang adalah 1. Tapi kita sekarang adalah 2. 2 yang berhimpitan. Bukan dengan rasa cinta, tetapi dengan rasa sayang.. sebagai sahabat.

Yap. Aku baru 1x ini merasakan dan rasanya mempersahabatkan seorang yang sudah berlalu, dahulu aku mati matian menolak, Menepis kenyataan, Dan seakan aku terlalu awam gitu, membenci seorang mantan. Tapi itu tidak merubah suasana hatiku menjadi lega, tidak sama sekali.

Tidak, lauren sudah berubah sekarang dan aku sungguh nyaman dengan keadaan ku yang sekarang ini. Keputusan yang kita tetapkan bersama, perpisahan yang memang sakit minta ampun namun kita sama sama mengerti keadaan yang ada. Membuatku tahu, bahwa tidak boleh aku selalu menghakimi seseorang dengan kata "tidak", tanpa mempertimbangkan sama sekali dan tidak terpikirkan untuk di ungkit kembali. Sampai, aku tak tahu bahkan wajah mereka semua yang sudah berlalu itu seperti apa, masih hidup apa engga? *eh

Nah, aku berfikir, bahwa masih banyak hal yang pengen kita wujudin sama sama. Dan aku masih mempunyai janji kepadanya dan aku pasti akan tepati kelak.
Dan salahkah bila aku menganggap dia sebagai sahabatku.
Dan dia akan selalu menjadi sahabatku. Rasa ini...... benar benar meningkatkan kebahagiaan ku. Walau aku sudah bukan menjadi prioritas utamanya, namun ketika dia butuh sesuatu aku siap berada di "saat" itu, dan itu tidak akan melanggar keputusan yang ada, melewati batas atau aku tidak akan menghalangi dia untuk move on.

Memang, tidak akan ada yang tahu ending nya seperti apa, Tetapi yang ku tahu, hubungan ku dengan dia tidak akan pernah aku sia sia kan. Meskipun sekarang kami hanya sebagai sahabat.
I hate you :)

Minggu, 08 November 2015

TO NOISE TO MAKE IT SILENT

Sampai hari ini, aku seperti di tuntun untuk segera berjalan kedepan tak lagi terus meringkup disini, aku tahu Tuhan sedang berusaha membujuk ku untuk mengemasi barangku dan melanjutkan petualangan ini.

Dan selayaknya ayah yang seperti hero. Tuhan perlahan menghapus semua kesedihanku. Dimulai dengan rasa rindu yang akut ini membuatku harus melenyapkan segala media sosial yang dapat menghubungkan aku dengan dirinya karna ku yakin aku tidak akan rela untuk melihat langkahnya tak lagi bersama ku, menumbuhkan rasa egoisku dan rasa cemburu ini, yang tak ada lagi "kita" dalam setiap langkahnya kembali. Membuatku harus menghapus semua yang dapat menambah kenangan yang terlalu indah itu. Sampai pada suatu malam aku pulang dan dikabarkan.
"Cing, data lu di laptop gua ilang semua nih, laptop gua baru di install ulang" mendengar kaka mengatakan itu, rasanya aku ingin teriak karna menyayangkan semua dataku, tapi entah kenapa saat itu aku tak bisa berkata apa apa. Seperti berfikir yang terjadi terjadilah, mau apa? Kaya gitu, aneh.

Masih ada pula suatu data yang memang tak ku pikirkan bisa menimbulkan suatu kesedihan, Tuhan lagi lagi bertindak, memory hp ku tak terbaca, dan tak bisa terbaca sama sekali. Seketika ku repair and repair karna "sayang" akan data itu, tak ada hasil, ku membuka gallery dan kosong fotoku dengan dia lenyap begitu saja, ku buka WA dan semua chat history tak dapat di input dari memory, membuat chatku dengan dia pun lenyap sudah.
Itu kejadian pertama.

Hari ini terjadi sebuah percakapan antar aku dengan dirinya yang sangat tidak baik. Aku pun sendiri tidak menyukainya.

Dimulai saat aku harus meluapkan semua yang mengganjal disini (hati) yang tak tahu lagi aku tidak mungkin menceritakan ke orang lain dan akhirnya aku langsung menembak dirinya.
Semuanya aku ungkapkan dengan blak blak an. Semua rasa amarahku semua rasa yang masih tertinggal yang sejujurnya ingin ku hapuskan namun......

Memang saat aku meluapkan semua itu, percakapan kami semakin dan semakin buruk. Seperti layaknya manusia, tak ada satupun yang mau mengalah, tapi seperti biasa hebatnya pada akhirnya dia menyelesaikan perdebatan dengan kata maaf dan membiarkan ku merenung sejenak dengan tak lagi membalas chatku. Seketika handphone ku mati mendadak, mati begitu saja, reboot.
Dan ketika sudah menyala, tahu kan memory tak terbaca, otomatis chat barusan memang tak masuk memory dan langaung hilang ketika buk WA semua kosonh, membuat ku melihat bahwa dunia memaksaku untuk tak lagi setitikpun melihat kenangan apapun lewat percakapan yang sudah berlalu.

Melanjutkan tugas, sehari ini aku bertugas full 1 hari dan baru selesai jam 9 malam. Aku mulai merasakan adanya, hilang.
Saat break jam 12 siang dan jam 6 sore untuk makan disambi bebrapa snack di jam tertentu saat itu aku merindukan semua yang biasanya ku lakukan saat senggang, mengabarinya, semua hal yang utama dia yang tahu, aku makan apa, apa yang aku kerjakan aku kirim lewat foto, apa yang ku pegang, siapa yang kutemui, apa yang aku alami.
Sesaat semua itu terpikirkan ketika aku tidak sedang melakukan aktifitas seperti pada saat istirahat.

Dan ketika pulang, dijalan aku mulai berfikir, kata kata kasar amat kasar yang sudah aku lontarkan kepadanya lewat percakapan pagi ini. Membuatku seakan merasa....ini bukan kamu ren. Kamu engga seperti itu. Kamu engga boleh serti itu

Memang rasanya lega..sangat lega pada akhirnya aku hanya ingin mengatakan kesalahan yang terjadi belakangan ini. Yang harusnya tidak terjadi, perlakuan dia yang kurang baik itu akhirnya ku tegur pula. Namun teguran dengan cara seperti itu.... aku menyesal.

Sampai ketika sampai rumah tak ada lagi yang ku pikirkan, pukul 9.58 p.m aku membuka pintu rumah dan berlari menyalakan handphone ku lalu menghuhungi dia.... tak ada lagi yang aku pikirkan. Hanya dia.
Apa hanya aku saja wanita bodoh ini yang masih saja memikirkannya. Apa dia juga merasakan hal yang sama? Atau dia sedang memikirkan seorang yang disana?

Aku hanya berharap untuk saat ini dia akan mengangkat panggilanku ini..

Jumat, 06 November 2015

THE ANSWEAR AND I SWEAR

Sebuah jawaban...
Seperti hal nya sebuah jawaban dari sebuah doa.
Tak harus sang Pencipta yang datang dan membisikan, bisa jadi melalui suatu pertanda pertanda atau pun melalui teka teki hidup yang akhirnya terpecahkan.

Ya semenjak hari itu tiba, selalu ku pertanyakan. Selalu ku tepis kehendakNya. Serasa belum menerima. Dan terus menjadi pertanyaan.
Namun, pertanyaan ku selama ini pun terjawab.

Dan membuatku menerima. Dan membuatku membuka mata.
Aku bermimpi belakangan ini, dan aku yakin itu bisa menjadi pertanda, bahwa aku harus mulai waspada. Tetapi sering kali aku menutup telinga dan memejamkan mata.

Tetapi memang benar hanya Engkau lah yang tahu apa yang terbaik untuk ku. Kini tak perlu lagi ku pertanyakan dalam setiap langkah ini "Tuhan, mengapa engkau menjemputnya? Mengapa engkau mengambil nya kembali? Mengapa disaat aku merasakan akhirnya suatu keutuhan yang ada tapi ternyata pergi pula? Mengapa disaat semua sedang berjuang mempertahankan tetapi engkau memutuskan dia untuk melangkah lebih jauh?"

Now, I knew it. Thanks God.
Dan terima kasih karna aku mengetahui hal itu setelah semua ini selesai, sebuah benang yang seakan tipis terikat pada tangan kirinya, ketika tangan kanan nya masih menggenggam tangan ku. Memang belum lama itu terjadi. Tetapo rasanya semua lontaran kata-katanya terdengar sia-sia.

Ketika ia begitu cemas khawatir dan cemburu terhadap kesibukan ku, atau kesingkatan waktu untuknya, atau mungkin tentang banyaknya wajah disekitarku. Tetapi tak ada sedikit pun ia memandang...atau bertanya pada dirinya,"apa aku sudah bercermin?"

Memang aku tidak sempurna, aku harus banyak belajar, orang seperti aku yang over and over again di bodohi, diinjak injak. Seperti kata orang "lu tuh kaya keset, terlalu welcome makanya diinjek injek terus"

Terima kasih Tuhan, aku sudah bisa menjadi berkat bagi kaki kaki yang ingin masuk, walau hanya singgah, atau beristirahat, atau bahkan menetap untuk selamanya.

Dan aku berjanji dengan panggilan hidupku ini. Apapun yang Engkau kehendaki, terjadilah.

What Is On Your Mind? by Laurentia Tricilya Cascarine. Diberdayakan oleh Blogger.