SILENT NIGHT IN 25TH OF DECEMBER part 3
Another..........
Shelby, kalau impian natal mu terwujud, apa yang akan kamu lakukan?
Hah? Kenapa do?
Iya itu, apa yang bakal kamu lakuin?
Hm, apa ya do? Aku bakal menjadi bintang jatuhmu, kamu wish apa, aku kabulin
Lho kok aku?
Iya kan karna kamu aku jadi menggapai impian natalku.
"Shel..."
Ya do?
"Shel..."
Lho do, kamu mau kemana?
"Shel..." seseorang memanggilku.
Aku membuka kedua mataku perlahan.
"Syukurlah kamu sudah sadar nak.", mama ku yang memandangku dengan khawatir seketika muncul kembali senyum nya itu.
"Aku di rumah ma?", tanya ku.
"Iya sayang, kamu tiba tiba pingsan abis selesai nyanyi, kami semua sangat panik kemarin malam, kamu kenapa sayang? Kamu kurng makan kah?" Tanya mama ku.
"Kayanya sih begitu ma, kemarin begitu berat." Jawabku. Dan mamaku segera memelukku.
Aku pun tersenyum,
"Selamat ya sayang, tadi malam kamu bernyanyi dengan indahhhhh sekali., mama bangga sama kamu", kata mamaku.
"Makasih ya maaa, berkat dukungan mama juga kan?"
"Oia, selamat natal ya sayang, i love you!" Kata mama dalam pelukanku.
"Aaih mama, iya selamat natal juga ma, i love you most!", jawabku.
Setelah beberapa jam ku bersantai di kamar akhirnya ku memutuskan untuk keluar kamar dan melihat suasana natal di ruang keluarga di bawah.
Ketika ku menuruni tangga, satu langkah demi satu langkah, ku mendengar suara yang tak asing.
"Silent night.... holy night....
Itu suara nyanyian ku semalam! Aku memperceoat langkahku. Sepertinya keluargaku sedang menonton pertunjukan ku semalam, dan seketika terdengar denting piano ku dari ruang keluarga, ku memperlambat langkahku. Ku mendatangi ruang keluarga.
Ku melihat seseorang sedang memainkan piano, mengiringi nyanyianku itu.
Mataku pun membelalak dan aku membatu, ku langsung meneteskan airmata dengan derasnya sambil menutup mulutku dengan tangan.
"Yu....do?", ku mengenal sosok itu, itu Yudo!
Dan dia pun menghentikan jarinya yang sedang memainkan piano, lalu ia mengambil handphone, menghentikan video penampilan yang sedang ia tonton lalu berdiri dan menatapku seketika langsung tersenyum,
"Shelby....." katanya sambil tersenyum ringan.
Aku mengambil langkah perlahan mendekati Yudo yang masih berdiri menatapku. Akhirnya aku berlari langsung mendarat di pelukannya.
"YUDOOOOOOOOOOOOOOO!!" Teriakku dalam pelukannya sambil terus menangis, "kamu kemana saja! 5 tahu pergi begitu saja, aku sebel!! Sebel!!" Lanjutku sambil menepuk nepuk dadanya. Dan ia tetao memelukku erat.
"Aku disini shelby". Katanya sambil terus mengelus elus kepalaku mencoba menenangkanku.
"Kamu bernyanyi indah sekali, sudah ke 5x nya ku ulang video itu, dan kuiringi nyanyian mu disini. Kamu luar biasa! Dan kamu cantik sekali, kamu tambah cantik sekarang." Katanya dengan nada sedikit rintih.
Ku terkaget dan melihat ke arah wajahnya,
"Yudo?! Kenapa kamu menangis? Do? Ada apa?" Tanyaku karena terkejut. Aku mencoba mengusap air matanya dan Ia pun mengusap air mata nya juga.
"Kamu siap siap gih, kita harus pergi sekarang bie". Kata Yudo dengan tiba tiba.
"Lho? Memang kita mau kemana?", tany ku bingung.
"Nanti aja kamu akan tahu kok hehehe, yuuuk! Uh kamu bau iler ih jorok! Sana gih!", katanya menjawabku. Meledekku dan aku langsung tertawa saja. Lalu aku segera beranjak bersiap siap, mandi, sarapan, segalanya.
Ku mendatangi ruang tamu tempat Yudo menunggu, lalu ia menatap kehadiranku.
"Gimana? Sudah siap kan aku! Hehehe! Yuuukk!" Tanya ku.
"Kamu cantik sekali bie. 5 tahun terasa banyak berubah ya." Kata Yudo.
"Hehe kamu bisa aja, yaudah yuk berangkat.", jawabku.
Kami pun segera berangkat. Di jalan Yudo tidak banyak berbicara. Sepanjang jalan di selimuti kesunyian.
Kami hanya beberapa kali saling menatap, aku tersenyum sendiri karena sungguh aku sangt rindu pada Yudo.
Dia pun juga sesekali menatapku sambil tersenyum.
Dan mobil kami pun berhenti di gedung CYC. Aku pun bingung dan bertanya kepada Yudo.
"Mau apa do kesini?" Tanya ku.
"Yuk! Putri, kita sudah sampai", jawab Yudo, namun tak menjawab pertanyaanku.
Ia menarik tangan ku menuju pintu masuk, Sampai di dalam ku melihat suasana sangat sepi, ya mungkin karena tidak ada konser apapun jadi sepi, lalu mau apa kita kesini?
Dan Yudo membawa ku menuju belakang panggung di balik tirai di atas panggung. Aku semaki bingung dan bertanya kepada Yudo, "do, mau ngapain sih kita?"
Ia tersenyum menatapku, "yuk kita wujudin mimpi kita beruda", dan Yudo membuka tirai panggung itu, dan terbuka lah seperti saat aku tampil konser tadi malam. Disitu sudah banyak bapak bapak kekar berpakaian rapih sedang duduk hendak menonton kami berdua.
Aku menatap Yudo.
"Kamu siap?!" Tanya Yudo yang sudah duduk di kursi piano siap memainkan piano itu, aku pun menatapnya sambil menutup mulut ku karna terkejut.
Ku lihat seperti sebuah taman yang sangat luas, dengan bunga dan kupu kupu beterbangan, mengelilingi kita, terasa bebas, ringan, dan semua begitu terasa hampir tidak nyata, dentingan piano dari tarian jemari Yudo, mengiringi nyanyianku saat itu,
"Silent night..... holy night..... all is calm.... all is bright... round yon virgin mother and child....
Holy infant so tender and mild.... sleep in heavenly peace....
Sleep.....in....heavenly....peace.......
(24 desember 2012)
"Saya mohon pak, ijinkan saya untuk keluar tanggal 26 saja, saya mohon pak, saya ingin bertemu seseorang, saya ingin sekali menemuinya, saya mohon!" Kata Yudo memohon.
"Silent night.... holy night.... son of God.....
(27 Desember 2012)
"Maafin aku ya shel." Katanya sambil memelukku.
Aku tak lagi bisa menatap nya, ku berlutut terjatuh dan dia memelukku erat dalam jeruji besi ini.
"Love's pure light........
"Tapi itu sebenarnya salahku kan?" Jawabku dalam pelukannya "bukan kamu harusnya yang berada dalam jeruji besi ini. Tapi aku, aku yang menabrak pengendara motor yang ugal ugalan 5 tahun lalu." Jawabku sambil hanya memandang ke arah bawah.
"Ssshhh sudah sudah engga bukan salah kamu" Jawab Yudo mencoba membela ku. Dan terus mengusap kepalaku.
"Nyawa mu menjadi bayaran nya.", jawabku menegaskan perkataan Yudo.
"Radiant beams from thy holy face........
Ku berjalan menyusuri lorong, menutupi wajah ku dengan tangan dan bersandar di dinding lorong itu. Ku mulai menitikan air mata, Bimo mendatangiku di lorong itu dan melukku erat. Sambil menutup kedua telingaku.
"Bernyanyilah, bernyanyilah untuk dia shel" kata Bimo. Ditengah tangisanku ku mulai membuka mulutku dan bernyanyi,
"With the dawn of redeeming grace.........
Jesus.....Lord...and thy birth......
Jesus.....Lord...and thy.....birth........"
"SHELBYYYYYY!!!!!!" Teriak Yudo. Yang sempat kudengar tetapi seketika hilang setelah peluru menembus kepala dan jantungku.
Ku melihat sosok putih menyodorkan tangan hendak mengajakku menuju....rumah Bapa.
Yudo yang berdiri di balik pagar itu berteriak dan menangis melihatku akhirnya istirahat selama-lamanya, dari kejauhan Yudo terus meneteskan air mata dan mungkin saja suratku sudah dibaca olehnya
"Mungkin setelah kamu membaca surat ini, aku sudah mendahului mu bahagia. Maaf ku minta mereka memberikan obat bius pada makan siangmu agar ku dapat menjelaskan kepada mereka. Menjelaskan kebenaran, aku tidak takut, aku sama sekali tidak takut, impian terbesarku sudah kamu wujudkan, kita bersama wujudkan, saat nya ku menjanjikan bintang jatuh untuk mu, kamu tidak boleh menolak, oke? Wahaha. Oia, satu hal yang tak pernah ku ungkapkan, kamu tahu apa?
I love you Yudo Bramantyo. Kapan kapan aku akan menjemputmu, see you soon!"
THE END